Minggu, 27 Juni 2010

Pengaruh Kristen terhadap Arsitektur


ARSITEKTUR KRISTEN AWAL
SEJARAH
Pada abad I Masehi kekuasaan Ke.rajaan Romawi mulai melemah, masalah terbesar tertutama pada perekonomian negara dan pemberontakan suku-suku bangsa yang dahulu telah ditaklukkan oleh bangsa Romawi. Kekaisaran Romawi akhirnya pecah menjadi dua bagian Timur dan Barat. Romawi Timur di bawah pimpinan Konstantin ya
ng masih bisa mempertahankan wilayahnya. Di bagian barat bercerai-berai dan menjadi jajahan suku bangsa Jerman. Pada awal abad VI Italia jatuh ke tangan suku bangsa Ostrogoth dan Galia jatuh ke tangan suku bangsa Prancis. Suku Wisigoth menguasai Spanyol dan suku Vandal rnenguasai wilayah Afrika Utara. Bersamaan dengan itu suku Merowing berhasil mempersatukan semua suku bangsa Jerman di wilayah Prancis dan
membuat undang-undang dasar baru untuk wilayah Barat, sehingga kekuatan dan kekuasaan di wilayah Laut Tengah berpindah ke Utara dan berakhir pula kebudayaan zaman kuno.

MASA KRISTEN AWAL
Periode masa Kristen Awal di bagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Periode Pengejaran (0 - 325 M)
2. PeriodePengakuan (325 - 395 M)
3. Perpecahan Kerajaan Romawi (395 M)
Masa Kristen Awal terjadi pada abad pertengahan, sedangkan Perkembangan Yunani dan Romawi terjadi pada zaman klasik.
Nilai-nilai yang terkandung pada zaman klasik diantaranya:
Penghargaan terhadap nilai-nilai fisik, nilai-nilai manu
siawi dan bersifat rasional.
Karya arsitekturnya memiliki skala manusia
Karya seni menggambarkan kehidupan manusia pada waktu itu.
Munculnya nilai-nilai demokrasi.
Menghargai nilai-nilai yang bersifat manusiawi, seperti munculnya karya-karya arsitektur yang monumental.
Pada zaman Kristen awal mulai terjadi perubahan nilai. Manusia mulai memikirkan hal-hal yang bersifat ukhrawi atau kehidupan dunia sesudah kemat
ian. Hal ini setidaknya terlihat pada ciri-ciri sebagai berikut :
Manusia cenderung berintrospeksi pada diri sendiri
Karya arsitekturnya bersifat religius (tempat-tempat ibadah). Contoh tempat pcmbabtisan, kuburan, gereja dan biara-biara.
Karya seni lebih ditonjolkan untuk kepentingan agama.
Dalam perkembangannya, akibat beberapa sumber kebenaran berasal dari para pendeta (yang dikenal sebagai tokoh panutan, meskipun ada yang berperilaku salah), maka sering timbul ketidakbenaran., penyalahgunaan jabatan
pendeta sebagai pemimpin umat yang ternyata digunakan untuk kepentingan diri sendiri. Hal ini mengakibatkan rasio atau akal pikiran para pendeta tidak jalan sehingga terjadi kesenjangan komunikasi antara umat dengan para pendeta. Pola pikir yang dianut menunjukkan kepercayaan terhadap ajaran Kristen yang dogmatik (yaitu peraturan-peraturan yang dibuat oleh para pendeta sendiri) ini berlanjut kurang lebih selama 1000 tahun sampai dengan zaman Gotik. Pada periode ini disebut sebagai zaman kegelapan (dark ages)
dimana perkembangan kebudayaan dan peradaban di Barat tidak berkembang.

PERIODE PENGEJARAN (0-325M)
Umat Kristiani mengalami perlakuan yang kejam dari bangsa Romawi. Rakyat menjadi korban dan perburuan untuk mangsa binatang-binatang buas pada kekaisaran di bawah kepemimpinan Kaisar Nero. Namun demikian kondisi ini tidak membuat umat menjadi takut dan bertambah sedikit tetapi justru makin bertambah banyak dan membawa pengaruh yang besar bagi penduduk terutama dari kalangan tertindas. Umat Kristiani pada p
rinsipnya menolak pemujaan terhadap kaisar, menolak kepentingan negara yang lebih diutamakan daripada kepentingan agarna, dan menolak upacara agama negara. Prinsip yang diutamakan dalam agama adalah nilai rohani dan lebih berintrospeksi pada diri sendiri. Sebagai aplikasi ajaran ini adalah adanya kebutuhan terhadap ruang yang digunakan untuk upacara keagamaan seperti kuburan korban penindasan yang diletakkan di bawah tanah (catacomb) dan tempat berdoa atau pemujaan kepada Tuhan. Ajaran ini dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari kejaran pemerintah waktu itu. Slogan yang sering dicanangkan oleh kaum Nasrani pada waktu itu adalah “one god, one religion, and one church
”, sedangkan slogan yang digunakan oleh kaisar Romawi adalah “one state, one ideal, and one emperor

Karya Arsitektur
Seperti dalam prinsip hidup ajaran agama ini yang lebih mengutamakan introspeksi pada din sendiri maka banyak bangunan bawah tanah yang dibuat secara darurat dan sederhana. Ruang berbentuk lorong yang difungsikan sebagai tempat tinggal, kuburan dan tempat berdoa. Letak tersembunyi dengan jalan masuk rahasia agar t
idak ditemukan oleh tentara Kaisar Romawi.

Karya Seni
Gaya (simbol) memiliki kesamaan dengan karya-karya seni masa Romawi namun subjek (isi) berbeda. Subjek dalam lukisan zaman Romawi di
tampilkan dalam bentuk pagan (berhala), sedangkan pada zaman Kristen Awal tema berupa seorang gembala dengan domba-domba. (seorang gembala ditafsirkan sebagai nabi Isa, domba-domba ditafsirkan sebagai umat manusia). Dalam karya seni yang lainnya terjadi perubahan karya lukisan yang sangat signifikan dengan menghindari bentuk-bentuk alamiah Greco Roman (denaturing).


PERIODE PENGAKUAN (325-395M)
Agama Kristen akhirnya diakui sebagai agama negara oleh kaisar Constantine, sehingga banyak unsur-unsur Romawi yang masuk dalam agam
a Kristen. Karena semakin banyak umatnya dan diakui oleh negara nilai-nilai kemanusiaan terhadap kaum nasrani diangkat dan instrospe.ksi lebih mementingkan nilai-nilai spiritual.

Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang untuk tempat ibadah bersama (misa), Lempat pembabtisan dan mousoleum (kuburan di atas tanah). Kebanyakan bangunan
yang digunakan untuk fungsi ini diambil dari ruang yang sudah ada dengan mengganti fungsinya, sehingga bentuk yang dipakai sama seperti arsitektur Romawi namun fungsi, isi dan maknanya berbeda. Contohnya bangunan Basilika yang pada zaman Romawi digunakan untuk ruang pengadilan, dirubah menjadi gereja dengan menghilangkan kolom berupa patung
dan hal-hal yang bersifat duniawi (materi) menj
adi suasana tempat peribadatan yang bersifat non materi (dematerialized).

Arsitektur
Bentuk gereja yang berasal dan Basilika dengan denah panjang berbentuk silang latin dijadikan bentuk dasar yang akan dipakai untuk gereja selanjutnya. Tempat babtis dan Mouseleum dengan bentuk denah bulat, segi banyak bersifat konsentnis dan lebih mengutamakan bagian interior (introspeksi), sedangkan ruang luar tidak diperhatikan karena tidak ada hubungannya dengan ruang dalam. Ornamen sederhana yang h
anya ditempatkan pada bagian interior seperti pada tampilan mozaik dinding dengan pola gambar naturalis. Dinding terbuat dan bata, kuda-kuda dari kayu dan bagian atap terbuat dari bahan genteng.

Bangunun-bangunan Kristen AwaL
Pertemuan kebaktian orang-orang Kristen mula-mula diadakan di tempat-tempat rahasia, seperti rumah-rumah penduduk dan di lorong-lorong bawah tanah. Karya seni, lukisan dan mosaik gaya ini berasal dan abad pertama (V dan VI), hanyak ditemukan di lorong-lorong bawah tanah atau yang biasa disebut catacomb, yang pada awal masa Kristen merupakan tempat pemakaman. Catacomb dan bangunanbangunan lainnya keb
anyakan dibangun di luar perbatasan kota karena faktor keamanan dan harga tanah.
Akibat perkembangan umat Kristiani yang terus bertambah maka kebutuhan ruang ibadah semakin besar. Sejak itu dibangun tempat peribadatan di seluruh wilayah kekaisaran Romawi berupa gereja-gereja kuno. Pada pertengahan (abad ke-3) sudah ada lebih dari 40 buah rurnah ibadah di Roma. Pada awalnya gereja mempunyai aturan yang berbeda dibandingkan dengan kuil hedonisme zaman Romawi. Gereja merupakan tem
pat pertemuan para pengikut Kristen. Bagian dalam bangunan yang diletakkan secara terpisah, terdapat ruang yang disucikan dan dipercaya sebagai tempat bersemayam Tuhan yang tidak kelihatan. Umat memuja dan berdoa melalui perantara pendeta atau imam. Karenanya letak altar dan pendeta harus berhadapan dengan umat, maka bentuk gereja membutuhkan denah memanjang, seperti bangunan Basilika zaman Romawi. Pendapat mengenai pengaruh masa kuno terhadap Basilika Kristen masih beragam. Sa
lah satu hipotesis yang mengungkapkan bahwa bangunan Basilika Kristen dibuat berdasarkan Basilika Romawi yang juga berfungsi sebagai tempat pertemuan. Namun ada juga yang mengatakan, bahwa prinsip dasar Basilika Kristen adalah rumah tinggal gaya Romawi yang memiliki atrium di bagian tengahnya dan dikombinasikan dengan gaya susunan gedung pertemuan (basilika).

CIRI-CIRI
temboknyatebal, bangunannyatidakterlalutinggi, atapnya melengkung membentuk kubah setengah lingkaran, ruang-ruangnya gelap dan pada dindingnya ada sedikit Ukiran itu berupa gambar-gambar binatang, gambar dedaunan, malaikat dano rang-orangsuci.
ukiran gaya fresco yang sanga tsederhana.
Pilar-pilarnyasangatbesar.
Bentuk-bentuk denahnya sangat terikat oleh dalil-dalil yang sistematik, yaitu bentuk simetris, jelas dan teratur dengan teknik konstruksi yang bersahaja.
arsitektur ditangani dengan menggunakan daya nalar atau pikiran yang rasional.



PENGARUH ARSITEKTUR ROMA
Padamasaitu, dunia keagamaan berkembang dengan pesat, terutama agama Kristen, sehingga pengaruh otorita seorang pemimpin gerejas angat kuat. Bersamaan dengan itu adalah tumbuhnya dan berseminya benih-benih ambisius dari ilmu untuk men-jajarkan diri dengan agama, yang pada saatnya nanti, akan menggantikan ag
ama dalam perannya sebagai“penguasa semesta dan penguasamanusia”.
Pemerintahan dengan sistem kerajaan mulai digunakan, sehingga tercermin dalam bangunan-bangunan istana dan benteng dengan bentuk klasik. Perhatikan, disini kerajaan dipimpin oleh dua kekuasaanya kni pertama adalah kekuasaan raja danyang kedua adalah kekuasaan pemimin agama. Konflik dan perebutan kekuasaan antara raja dan agama yang mewarnai berjalannya jaman ini, kemudian diperramai lagi denga
n munculnya kekuasaan baru yakni ilmu dan pengetahaun. Dengan demikian, dijaman itu dapat kita saksikan sosok perorangan yang ilmuwan, seniman dan sekaligus orang yang religius seperti Leonardo daVinci; namun disisi lain dapat pula disaksikan martir dalam keyakinan terhadap ilmu dan pengetahuannya, seperti Galileo Galilei serta pengaruh kuat gaya arsitektur romawi.
abad18, pengaruh-pengaruhdari Romawi ya
ng banyak diikuti, padahal melalui Vitruvius beberapa pengetahuan baru dari Yunani telah dikenalkan pada arsitek pada masa itu



ArsitekturRoma
Penggunaan pada penggunaan beton memudahkan pembangunan saluran air sepanjang wilayahkerajaan, yang sangat bagus seperti Aqueduct Segovia dan sebelas saluran air di Roma, seperti AnioNovus dan Aqua Claudia. Pengizinan konstruksi langit-langit kubah yang melengkung dan memungkinkan menutupi ruang terbuka seperti pemandian umum danbasilika. Orang-Orang Roma mendasarkan banyak bangunan arsitektur mereka pada bentuk kubah, seperti Hadrian's Pantheon di kota Roma, dan Pemandian di Dio
cletian

Sejarawan seni seperti Gottfried Richter pada abad ke20 dikenalisebagaia rsitektur inovasi roma dari Triumphal Arch dan bias kita lihatdari bagaimana symbol dari bumi diubah dan dimanfaatkan didalambasilica Kristen ketika Kerajaan Romawidari Barat hamper tidak bergunalagi. Bangunan lengkung menyajikan altar untuk menandakankemenangan dari Kristus dan kehidupan setelahnya. Bangunan lengkungjuga terdapat pada saluran air yang mengesankan mereka yang lihatbahwa bangunan lengkung Berjaya pada zaman itu, terutama karenabanyaknyawa orang terselamatkan contoh, seperti Pont du Gard, saluranair pada Segovia dan sisaAqueducts dari Roma sendiri. Perjuanganmereka adalah kesaksian bagi apa yang mereka desain dan bahan-bahanyang mereka gunakan.


MUSEUM VATIKAN
Museum Vatikan kerap disebut sebagai museum terbesar didunia. Museum yang terdiri atas 22 museum kecil itu panjang keseluruhannya mencapai 1,8 km.Di tempat ini pula dilakukan pemilihan Paus. Tiga kali mengunjungi Roma, tahun1 995, 1997, dan terakhir Oktober2000. Museum Vatikan terletak di Vatican City, yang sejak 1929 resmi menjadi negara berdaulat. Vatikan sendiri bisa disebut sebagai satu daril ima kawasan di Roma, yang membuatnya populer sebagai salah satu kota yang sanggup mempertahankan
warisan pusat peradaban tertua dunia. Empat kawasan lainnya adalah pusatkota(yang memiliki tradisi sebagai pusat pemerintahan Roma sejak zaman monarki), ancient Roma (kota tua, lokasig edung-gedung bersejarah peninggalanI mpe
rium Romawi), kawasan monumental (tempat banyak berdiri bangunan bercitarasa seni tinggi, diluar gedung pemerintahan) serta kawasan basilica (lokasi sejumlah basilika terkenal, seperti Santa Maria Maggiore, San Pietro, San Giovanni).



Eksterior
Bagian luarnya tidak dihiasi dengan hiasan-hiasan arsitektur atau dekoratif seperti yang biasanya ada dibanyak gereja-gereja zaman Aba
d Pertengahan tidak memiliki facade bagian luar ataup
un pintu gerbang yang dapat digunakan untuk prosesi arak-arakan karena jalan masuk selalu lewat ruang-ruang dalam dilingkungan Istana Kepausan.
Ruangan dalamnya diba
gi menjadi tiga lantai dengan bagian paling bawahnya berukuran sangat luas dan ditopang oleh ruang bawah tanah berbentuk setengah lingkaran yang sangat kokoh, dilengkapi juga dengan beberapa jendela dan sebuah pintu untuk menuju kehalaman luar.
Bagian atasnya adalah ruangan
utama, yakni Kapel itu sendiri, dengan ukuran dalamnya adalah panjang 40,9 meter (134 kaki) dan lebar13,4 meter (44
kaki) sesuai dengan ukuran Kuil Solomon seperti yang ada didalam Perjanjian Lama. Langit-langit yang melengkung berbentuk kubah m
emiliki ketinggian20,7 meter (68 kaki) dari lantai. Bangunan ini memiliki enam jendela berbentuk melengkung dikedua sisinya dan dua jendela dengan bentuk yang sama dibagian depan dan belakangnya.
Di atas langit-langit yang melengku
ng terdapat lantai tiga bangunan dengan kamar-kamar untuk para penjaga. Di lantai ini dibangun jalan terbuka yang mengelilingi
bangunan yang ditopang oleh sirip-sirip fondasi yang muncul menggantung dari tembok. Jalan terbuka ini telah dilindungi dengan a
tap karena kerap kali menjadi sumber masuknya air


INTERIOR
Seperti juga kebanyakan bangunan yang diukur secarai nternal, ukuran pastinya sulit untuk didapatkan. Namun, perbandingan umum dari ukuran ini dapat diperkirakan dengan cukup akurat.
Panjang bangunan ini adalah ukuran dasarnya, dibagi tiga untuk memperoleh ukuran lebar bangunan dan dibagi dua untuk memperoleh ukuran tinggi bangunan. Sehingga terciptalah rasio 6:2:3 untuk panjang, lebar dan
tinggi bangunan.
Dengan menggunakan rasiot ersebut,
terdapat enam jendela ditiap sisi bangunan dan dua jendela dibagian depan dan belakang bangunan. Selembar penyekat yang memisahkan kapel sebenarnya diletakkan tepat ditengah-tengah antara dinding altar dan pintu masuk, namun hal ini telah berubah. Ukuran perbandingan yang jelas merupakan ciri khas dan mencerminkan berkembangnya ketertarikan terhadap warisan klasik Romawi.
Langit-langit berbentuk kubah seperti tong y
ang dipipihkan, yang tergantung dari sebuah jalur yang mengitari tembok-tembok pada ketinggian yang sama dengan lengkungan jendela. Kubah ini dipisah-pisahkan menjadi kubah-kubah kecil diatas tiap jendela, yang membagi kubah tersebut dibagian terbawahnya menjadi sebuah susunan sanggahan kubah(pendentive) yang besar yang seakan-akan muncul dari tiang tembok(pilaster) yang sempit diantara jendela-jendelanya. Kubah kapel ini sebenarnya di cat warna biru cerah dan dihiasi dengan bintang-bintang emas, sesuai dengan ra
ncangan.

Dekorasi
Lukisan-lukisan dekorasi terdiri atas lukisan-lukisan dinding dan rangkaian permadani. Semuanya adalah hasil karya dari ber
bagai seniman yang berbeda dan merupakan bagian dari beberapa penugasan yang berbeda dari pihak Vatikan(beberapa diantaranya bahkan bert
entangan ant
ara satu denganl ainnya).
Dinding-dinding kapel dibagi menjadi tiga tingkatan. Bagian bawahnya dihiasi dengan gantungan-gantungan dinding yang penuh hiasan yang terbuat d
ari perak dan emas. Bagian tengahnya memiliki dua rangkaianl ukisan yang saling mendukung satu dengan lainnya, yakni luk
isan-lukisan tentang Kehidupan Nabi Musa dan Kehidupan Yesus Kristus. Lukisan-lukisan in
i ditugaskan ditahun 1480 oleh Paus Sixtus IV kepada Ghirlandaio, Botticelli, Perugino dan Cosimo Roselli beserta semua fasilitas kerja mereka. Bagian atasnya dibagi menjadi dua zona. Pada bagian bawah jendela terdapat galeri lukisan para Sri Paus yang dikerjakan bersamaan dengan lukisan-lukisan Kehidupan tersebut diatas. Di sekitar bagian atas jendela yang berbentuk lengkungan-area yang dikenal dengan nama lunette-dilukiskan para nenek moyang Yesus Kristus, yang dilukis oleh Michelangelo sebagai bagian dariskemalukisannya dilangit-langit


LUKISAN DINDING
Lukisan-lukisan dinding dikerjakan oleh para pelukis-pelukis terkenal diabad ke-15: Pietro Perugino, Sandro Botticelli, Domenico Ghirlandaio, Cosimo Rosselli, Luca Signorelli dan orang-orang ditempat-tempat kerja mereka, termasuk Pinturicchio, Pierodi Cosimo dan Bartolomeodella Gatta. Tema-tema y
ang diambil adalah tema-tema sejarah religius, dipilih dan dibagi kedalam konsep sejarah dunia di Abad Pertengahan: sebelum Sepuluh Perintah Allah diberikan kepada NabiMusa, masa antara Nabi Musa dan kelahiran Yesus Kristus, dan era Kristen setelahnya. Karya-karya ini untuk menekankan kesinambungan antara kitab Perjanjian Lama dan kitab Perjanjian Baru, atau transisi dari hukum Nabi Musa kedalam agama Kristen.
Dinding-dinding di lukis dalam seb
uah periode yang telatif cukup singkat, Jalur cerita lukisan disusun berbentuk sebuah rangkaian diambil dari cerita-c
erita kitab Perjanjian Lama (Kehidupan Nabi Musa) dan kitab Perjanjian Baru(Kehidupan Yesus Kristus).